Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya,tiga hari jauh dari
peradaban dan teknologi modern justru membuat mata hati saya terbuka lebar. Benar-benar seperti bias merasakan kehidupan dan perjuangan yang riil,yang nyata. Oh iya,saya lupa belum memperkenalkan sodara sepupu-tepatnya adik sepupu-saya. Nama bekennya,cukup Sivi saja. Pengalaman berlibur tiga hari ini pun sebenarnya juga diramaikan oleh kehadiran adik semata wayang saya,Adha atau Aad. Rupanya ia kesepian di rumah dan memutuskan untk berangkat menyusul saya dan Sivi.
Sebenarnya selama tiga hari itu singkat cerita adalah tentang kemandirian kami melakukan segala sesuatu,serta melatih kesabaran. Ketika hari terakhir kami menginap pun,banyak cerita mengasyikkan dan lucu yang saya percayai akan selalu tersimpan rapi sebagai kenangan manis di benak kami masing-masing. Saya rasa tidak perlu saya utarakan semua kenangan manis saya,karena menurut saya kenangan itu akan tetap manis jika tersimpan dalam bentuk ingatan,dan mungkin karena jemari saya tak mampu lagi merangkai kalimat yang dapat mewakilinya. So,time is over! Saya berharap dapat menuliskan kembali secuplik dari kisah tak terlupakan saya.
Rabu, Juli 14, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
idiih,napa buk?gmana uii-nya
Posting Komentar